PENYUSUP
Saat
itu sudah tengah malam dan aku sedang berbaring di tempat tidur,
mencoba untuk bersantai. Aku mengganti channel TV karena mulai
membosankan. Sebuah berita “breaking news” sedang ditayangkan.
Malam-malam begini, pikirku. Sepenting apa beritanya?
Aku kemudian mengeraskan volume televisi.
“Seorang
pembunuh berantai melarikan diri dari penjara. Semua penduduk
diharapkan waspada. Tersangka memiliki senjata dan sangat berbahaya ...”
Rasa kantuk mulai menyerangku sehingga aku
mematikan televisi dan mencoba tidur di kasur yang empuk itu. Tiba-tiba
aku mendengar suara dari bawah. Seakan-akan ada seseorang di luar
rumahnya sedang mencoba membuka pintu.
Keringat
dingin mulai menetes di pelipisku. Jantungku berdetak keras. Dalam hati
aku hanya bergumam, “Tidak mungkin...tidak mungkin...”
Aku kembali memasang telingaku. Terdengar decit pintu terbuka.
Ini bukan imajinasiku! Ada seseorang yang berusaha masuk ke rumah!
“Aku harus segera keluar dari sini!” pikirku.
Aku
segera bangkit dari tempat tidurku dan mencoba keluar melalui jendela.
Aku sangat ketakutan dan berharap aku tak membuat suara sedikitpun. Ia
tak boleh tahu aku ada di sini!
Kemudian aku mendengar suara langkah kaki menaiki tangga. Satu persatu.
“Ia semakin dekat!” pikirku. “Aku harus secepatnya kabur dari sini!”
Aku
berhasil merangkak keluar melalui jendela dan sampai di atap garasi.
Dengan hati-hati aku mencoba menggapai pipa air dan berpijak padanya
untuk turun. Akhirnya aku menjatuhkan dirku di atas rerumputan di luar
garasi.
Aku mendongak ke atas. Terlihat seseok
bayangan bergerak di dalam kamar tidurku tadi. Untung saja aku cepat
keluar sehingga ia tak menemukanku.
“Hampir
saja.” Aku menghela napas dengan lega. Bulu kuduknya bergidik. Tak
terbayangkan apa yang akan terjadi padanya bila ia berhasil menangkapku.
Aku bersembunyi sebentar di balik pepohonan dan
setelah merasa keadaan kembali aman, akupun menyembunyikan kembali
pisauku di balik jaketku dan bergerak pergi.
Aku akan mencari rumah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar